![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_woyfwsxeU64AcREXpA9RZTToKNvGo-LFPBIX9UirSMCMy5mfkWKNOq6ICz_rBPdH5fr2QYi5dHWROHPmn35KDk2UXgAx3-I8VYHcw9q7MMWs7Rzl5RUWlfPXbJIDPtg82DVOCjcWHBTf/s200/Ust.+Tiffatul+Sembiring1.jpg)
MEDAN, SABTU. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring mengatakan, wacana calon presiden (capres) dari kalangan muda bukan harga mati. Namun, hal itu hanya sebuah usulan agar memiliki pemimpin yang produktif.
"Usulan itu disampaikan karena berdasarkan penelitian, usia produktif dinilai antara 30 dan 50 tahun," kata Sembiring dalam Dialog Kepemimpinan Nasional di Medan, Jumat malam.
Dalam politik, kata Sembiring, tidak ada usulan dengan harga mati yang harus diterima oleh semua kelompok, termasuk wacana capres dari kalangan muda.
Namun, usulan itu, katanya, disampaikan untuk kepentingan bangsa dan negara agar kepemimpinan nasional dapat berjalan maksimal.
Usulan tersebut juga didasarkan dari sejarah kepemimpinan nasional dan internasional yang pemimpinnya banyak muncul dari kalangan usia muda.
Ia mencontohkan Soekarno yang menjadi presiden pada usia 42 tahun, Soeharto pada usia 44 tahun dan Jhon F Kennedy yang menjadi Presiden AS pada usia 40 tahun.
Meski demikian, PKS tidak ingin memaksakan persyaratan usia itu harus diterima. "Kalau semuanya serba ’hitam putih’ bisa repot nanti," katanya.
"Kalau tidak mau capres ’balita’ atau di bawah 50 tahun terpaksa ’atalita’ atau di atas 50 tahun," katanya sambil
http://smsplus.blogspot.com/2008/12/presiden-balita-atau-terpaksa-atalita.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar