![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhboy8ApBQyt2ojs6_Jxe6VUU4e2yna-JR79EZpl9YN1G-FnQ1LtpYQJZsiUCSkwBjDlo8u0Fd6zmE2V91zdS2W1iaGlbyphzbVZ80U8wqAM-YwQPjLjOhWUKk-S6nsbkGJNYbTHJRcPN8S/s320/HNW.jpg)
Jakarta. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pecah menjadi faksi keadilan dan sejahtera dinilai sebuah isapan jempol. PKS tetap solid.
"Insya Allah PKS tetap satu secara keadilan dan secara kesejahteraan," ujar eks Presiden PKS Hidayat Nur Wahid di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (5/12/2008).
Menurut Hidayat, PKS pecah menjadi dua faksi adalah pendapat publik. "PKS bukan harus dikotomikan. Selama dia ada kesesuaian dengan hukum, kepatutan, dan apa yang diputuskan oleh Majelis Syuro PKS," jelas Ketua MPR ini.
Kabar pecahnya faksi PKS berhembus gara-gara pemberian gelar pahlawan untuk mendiang Soeharto dan nominasi PKS Award untuk Mbak Tutut.
Kabarnya faksi keadilan adalah mereka yang masih setia pada PKS 'lama' dengan nilai-nilai Islam yang kental dan konservatif. Sedangkan faksi sejahtera adalah mereka yang agresif mencoba menarik dukungan di luar basis masa Islam dengan terobosan-terobosan yang berani. (nik/nrl)
http://smsplus.blogspot.com/2008/12/hidayat-pks-tetap-satu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar