
INILAH.COM, Jakarta. Sebagian kader PKS dikabarkan lebih mendukung JK-Wiranto karena jilbab yang dipakai istri masing-masing ketimbang mendukung SBY-Boediono yang istri-istrinya tak berjilbab. Bila ada kader PKS yang mbalelo seperti itu maka harus ada pemecatan.
"Iya memang kita akan berikan teguran dan penyadaran kepada kader yang mbalelo. Menurut saya PKS itu kan ada lembaga disiplin partai, jadi artinya kalau ada lembaga penegakan disiplin seperti itu, maka kalau tidak mendukung keputusan partai dengan sendirinya harus ditegur atau dipecat."
Demikian tegas Ketua Dewan Pakar PKS Soeripto kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (29/5).
Menurutnya, bila ada kader partai yang tidak mendukung pasangan SBY-Boediono maka telah dianggap mengingkari keputusan Majelis Syura PKS. "Karena Majelis Syura sudah memberikan mandat penuh kepada Ustad Hilmi Aminuddin untuk berkoalisi menurut kalkulasi politk itu yang pantas untuk PKS. Dalam hal ini adalah SBY-Boediono," katanya.
Soeripto juga mengatakan, bila teguran yang dilayangkan Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada Wakil Ketua PKS Zulkieflimansyah karena mengatakan sebagian kader PKS masih mengarah ke pasangan Jusuf Kalla-Wiranto, merupakan tindakan yang benar. Hal itu dilakukan untuk menjaga keutuhan partai.
Sebelumnya, Zul membeberkan sebagian kader PKS masih mengarah ke pasangan Jusuf Kalla-Wiranto. Sebab istri dari masing-masing pasangan JK-Wiranto terlihat sederhana dan berjilbab. Ternyata isu itu sempat memicu kontroversi mengenai perlu tidaknya istri pasangan SBY-Boediono yakni Kristiani Herawati Yudhoyono dan Herawati Boediono berjilbab.
Presiden PKS Tifatul Sembiring yang mengetahui hal itu pun berang. Tifatul mengaku sudah menegur Zul. Pernyataan Zul itupun ditampik sebagai sikap resmi melainkan pribadi. [mut/ton]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar