![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYqRAJ0RRyez6z38Tw0gljWE0s3D6lzvrzcttxJEJp1OregeWzpWL-bENZm80G74LcZIxY730tLfI4WNVU-jkQSFSfE-lVMrJG6sKY5atwKYMfwX8oB-vMxUgpCnb9UjBW7QjZR8kLyiMi/s320/Gajian.jpg)
Jakarta. Pemilu 2009 tak lama lagi akan berlangsung. Namun diprediksi hajatan lima tahunan ini tak semeriah Pemilu 2004 karena saat ini dunia, termasuk Indonesia, mengalami krisis finansial. Politik uang juga diprediksi akan naik pesat akibat krisis.
"Apabila dunia usaha kita hancur, Pemilu 2009 nanti tidak sesemarak 2004. Ini ancaman bagi pelaku politik," ujar Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kadin Indonesia Bambang Susantio di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (25/11/2008).
Jika ancaman ini tidak segera diantisipasi, maka diprediksi politik uang akan meningkat. Masyarakat dianggap akan memilih calon yang memberi uang banyak dibanding calon yang 'miskin'.
"Masyarakat nantinya tidak akan realistis memilih pemimpin. Siapa pun yang membayar itu yang akan dipilih," kata Bambang.
Bambang ragu, apakah bantuan pengusaha pada Pemilu 2009 akan sebesar Pemilu 2004 karena banyak partai-partai yang mulai kekurangan donatur. "Komitmen pengusaha runtuh seketika setelah bursa runtuh. Saya khawatir, order-order malah pindah ke China karena di sana lebih murah," imbuhnya.
Bambang memprediksi, pada 6 bulan ke depan akan ada gelombang PHK yang besar yang jumlahnya mencapai 200 ribu orang. Sehingga, kondisi seperti ini akan rawan terjadi politik uang.
"Kami harapkan para pelaku politik juga care dengan para pelaku ekonomi. Kami juga meminta pelaku politik mendesak pemrintah untuk menurunkan harga BBM. Turun Rp 500 itu kurang signifikan," jelas Bambang.
http://smsplus.blogspot.com/2008/11/politik-uang-di-pemilu-2009-diprediksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar