![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxkcoLfPC5YVIQT6rIVpyBKtChwcDWQjlJpl5JlOT28MibCJ_Nqa1DEnfawMOWn74m4KbRHZnXu0BIEnPGEskyTcSJtb88RiH3Yj8hp9LE65afeeitiG8lvHdeO84seicfzgVtpuSM7pVQ/s200/HNW1.jpg)
PALEMBANG, KOMPAS.com. Partai Keadilan Sejahtera (PKS ) sangat berharap pemilu presiden berjalan satu putaran. Alasan yang diungkapkan PKS agar rakyat tidak semakin jenuh dan kerepotan dengan agenda politik, serta menghemat anggaran.
Hal itu dikemukakan oleh Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid di sela-sela acara Deklarasi Dukungan dan Kebulatan Tekad PKS kepada SBY-Boediono, Jumat (5/6) di Palembang, Sumatera Selatan.
Menurut Hidayat Nur Wahid, pada putaran kedua dikhawatirkan terjadi ketegangan-ketegangan sosial. Jika dikaitkan dengan anggaran, satu putaran menelan biaya tidak kurang dari Rp 4 triliun.
Menurut Hidayat, saat ini kader PKS tetap solid. Hidayat mengaku tidak menemukan informasi atau fakta bahwa ada kader PKS yang tidak melaksanakan keputusan partai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar