![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdnzBxFgGi7-GY1-1mlpB6RoHZVaIg_u7huOGimIIXSKmRTqtDpNWks7BPrJzg_1_sbWsckzkrnAp9nERegQU8BZZL0cS8u8_3ry7AK9XkRCxA3mAUF4XH8L_VJb-niTn2UiqlbiYDjrwb/s200/untitled4.bmp)
Amerika Serikat dan Eropa tidak bisa menghindar dari resesi, sedangkan di negara-negara berkembang hanya terjadi kemunduran. Indonesia dapat memegang peran kunci untuk membawa dunia muslim menuju pemulihan ekonomi dan membantu meminimalkan dampak resesi global.
Pertama, dengan menata ekonomi nasional untuk menopang pertumbuhan, permintaan, impor, dan ekspor.
Lalu, menggerakkan investasi untuk minyak, gas, proyek-proyek energi, biofuel, infrastruktur, sektor manufaktur, dan retail.
Pada 2007, ekspor Indonesia US$ 118 milyar, impor US$ 86 milyar, surplus perdagangan US$ 32 milyar, dan cadangan devisa asing sampai November 2008 sebesar US$ 50 milyar. Indonesia kehilangan waktu 10 tahun akibat kehancuran perbankan pada 1998, ketika menyerahkan nasibnya kepada IMF, yang gagal memahami kekuatan lokal dan membesar-besarkan kelemahan lokal. Pada kehancuran bank tahun 1998, Indonesia tidak memiliki kebebasan dan pilihan. Kini, Indonesia memiliki kebebasan dan lebih kuat serta dapat memilih jalannya sendiri.
http://smsplus.blogspot.com/2008/12/indonesia-negara-muslim-yang-tidak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar