![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4Ya8CrLzh5OhnzXE3vR7y4cMd1rKMDzd9-B6gxFZkninzPh7ecjMGSYDYy4ZzJlHFVashgXPy1YxxqmUanVGROqCNqV8wKM3Kl6sjwJXiY4Sl2DjoJJlSu1E7vfio1LOtcS2wvemxCE9m/s320/photo-sby.jpg)
Kupang, Kompas. Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku menolak dominasi asing dalam perekonomian di Indonesia sejalan dengan penolakannya terhadap dominasi dalam negeri yang tidak memberi rasa keadilan bagi semua. Kemandirian bangsa tetap harus dibangun dalam rangka kerja sama dengan negara lain.
”Kita tidak suka kapitalisme global yang sering mendominasi. Kita juga tidak mengharapkan ada kapitalisme rambut hitam yang mendominasi perekonomian di negeri sendiri. Ini penting agar perekonomian kita lebih adil dan merata,” ujar SBY dalam kampanye di GOR Flobamora, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/6).
Penolakan SBY terhadap kapitalisme global dan kapitalisme rambut hitam disampaikan saat berujar tentang kemandirian bangsa yang bebas dari dominasi asing. Dominasi asing, menurut SBY, perlu dibedakan dengan kerja sama dengan pihak asing.
Menurutnya, kemandirian bangsa bisa dibangun tanpa harus mengisolasi diri. SBY juga menilai keliru pihak yang menyebut menghindari dan mencegah dominasi asing dengan tidak menjalin kerja sama antarbangsa dan melupakan dunia.
Sebelum berkampanye di GOR Flobamora, SBY didampingi Ny Ani Yudhoyono dan putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono, berkeliling Pasar Naikoten, Kupang.
Petinggi partai politik mitra koalisi yang menyertainya juga tidak terlihat peranannya. Mereka berkerumun di tempat teduh menghindari kerumunan.
Pada bagian lain kampanyenya, Yudhoyono juga meminta para dokter, perawat, dan bidan supaya tidak membedakan pasien yang menggunakan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat dengan pasien umum.
Adapun di Magelang, Jawa Tengah, calon wakil presiden Boediono mengunjungi Studio Mendut di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Di tempat ini dia menyaksikan pentas dan memperdalam pemahaman tentang kesenian, bidang yang selama ini tidak pernah disebut-sebut dalam visi-misi ketiga pasang capres-cawapres 2009.
Boediono juga bertemu dengan wakil perajin dan pengusaha di Yogyakarta yang memintanya benar-benar memerhatikan nasib perajin dan pengusaha di daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar