![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieckZWCPqfdq6Z-n5da5bDPLTfAp8SDZFuV1tfoeQOlQSCJtWUz6SXSGwwX_Iw_Mn4I3oFsOflgJwa9Jm_7rvegyj8_JAa8F083_X-wZLi3KqD0kwQnv4nJwrjn1M9psHfDA-FNygEO-7z/s200/PD+x+PKS.jpg)
Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Kepulauan Riau (Kepri), berinisial AZ (40), dicokok polisi di salah satu kamar hotel berbintang di Kota Jambi atas dugaan kasus pemakaian narkoba jenis ekstasi.
Demikian berita di inilah.com (18/12), yang saya perkirakan akan membuat makin panas dunia politik Indonesia mendekati hari H pemilu.
Saya perlu menulis ini karena baru saja kemarin di daerah saya (kabupaten Bantul Yogyakarta) Partai Demokrat membagi-bagikan stiker yang berisi ‘Maaf, Bantul Bebas Narkoba’. Bahkan terlihat seorang pengendara sepeda motor dengan bangga menempelkan stiker itu di bagian belakang sepeda motornya.
Dengan adanya berita yang dimuat inilah.com, saya menilai bahwa partai-partai yang bertarung di Pemilu 2009 hanya menebar janji tanpa adanya bukti. Bahkan kenyataan yang ada justru bertolak belakang dengan janji manisnya seperti kasus tersebut.
Memang kita tidak boleh men-generalisir bahwa semua partai seperti itu. Untuk kasus pemberantasan narkoba tirulah PKS. Kenapa? Jangankan narkoba, pengurus PKS dari tingkat desa sampai pusat tidak ada yang merokok.
Dan itu cara yang efektif untuk pencegahan dari narkoba. Narkoba itu memang susah untuk
menyembuhkannya, makanya sebelum kejadian upaya prefentif adalah cara yang paling efektif.
Ali Abdurabbih, aliabdurabbih@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar