![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIlQCO1Of815AsujJ6uM08QBPJWzAAPtDgkZzMg4q6UbXaUdfjVN9BeCOPb-0LMW1LEBMdfS0JiSdGXrfaB3QsauPEDOMlKgLFjLzgr0Dx6ufw_lKKs7bgOya8Qc-dGYFvJ1zDH20CPcGV/s200/sudahtahu-tanyakenapa.png)
INILAH.COM, Jakarta. Langkah Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam merangkul semua partai, termasuk Partai Golkar dan PDIP dianggap PKS wajar. Partai itu mengaku tidak khawatir langkah itu akan membuat jatah menteri menjadi berkurang.
"Kita sudah ada kontrak dengan Pak SBY, beliau itu gentleman. Pasti kita diajak bicara," kata Wasekjen PKS Agus Purnomo, saat berbincang dengan INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (26/8).
Menurut Agus, dari 34 kursi menteri, kemungkinan tujuh kursi di antaranya diberikan kepada parpol koalisi. "Kan masih ada jatah 26 kursi lagi. Itu bisa dibagi untuk PDIP atau Golkar atau profesional," paparnya.
Pembagian jatah itu pun, menurut dia tidak akan mengghilangkan sikap kritis fraksi-fraksi pendukung pemerintah di DPR. "Dalam sistem presidensial, oposisi tidak wajib. Fraksi-fraksi bisa tetap mengajukan kritik. Beda dengan parlementarian, di mana oposisi vis a vis (berhadapan) dengan pemerintah," jelas Agus.
Dia juga menambahkan, mekanisme check and balances dalam sistem presidensial dilakukan di antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sehingga, bukan ditentukan parpol. [ikl/nuz]
http://inilah.com/berita/politik/2009/08/26/147033/pks-sby-gentleman-soal-jatah-menteri/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar