Pihak-pihak yang mengklaim sebagai 'pemilik' dari tokoh-tokoh itu menyebut PKS ingin memecah suara partai pesaingnya yang selama ini menjadikan masing-masing tokoh itu sebagai ikon mereka.
Namun, meski menuai protes dari sejumlah kalangan tidak membuat PKS berniat mencabut tayangan iklan politiknya yang menampilkan tokoh Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Masyumi, dan nasionalis. PKS menilai bahwa iklannya dibuat pada moment yang tepat dan mengangkat nilai-nilai kepemimpinan bangsa.
"Kita nggak ada rencana untuk cabut iklan itu, iklan itu tujuannya mau mengangkat nilai-nilai kepemimpinan di mata masyarakat," kata Sekjen PKS Anis Matta kepada INILAH.COM di Jakarta, Sabtu (1/11).
PKS tak gentar akan menuai protes dari pihak yang lebih banyak lagi, karena Anis mengaku iklan partainya itu tidak mendapatkan protes dari pihak yang bersangkutan dengan nama-nama besar tokoh dalam iklannya.
"Kan Pak Muhaimin sudah ngomong nggak ada masalah dengan itu. Bahkan ini sudah yang ke dua kalinya kita angkat sosok Soekarno, nggak ada masalah dan nggak ada yang protes," imbuhnya.
Iklan PKS mendapat protes dari kalangan pemuda NU dan Muhammadiyah di beberapa tempat. Bahkan beberapa tokoh kedua
organisasi massa itu juga mengkritisi iklan PKS.
Dengan semakin dekatnya pelaksanaan kampanye menjelang pemilu 2009, semua partai politik pasti akan menyiapkan strategi jitu untuk meraih banyak suara. Ada yang rajin mengumpulkan para artis dan selebritas, ada yang merangkul para ulama, ekonom, bahkan pakar teknologi. Itu semua demi menjangkau lebih luas lagi basis massa.
Begitu juga dengan PKS, yang cukup cerdik dengan memanfaatkan ketokohan keempat tokoh nasional itu. Kalau PKS tak merasa bersalah meluncurkan iklan itu, mungkin ada benarnya. Itu disebabkan keempat tokoh itu adalah aset nasional dan milik semua bangsa dan golongan.Kalau ada yang ingin menggugat PKS, bisa jadi mereka itu adalah kelompok atau parpol yang merasa kecolongan dan tak mampu memanfaatkan peluang. Jadi untuk kasus ini, PKS cukup cerdik yang membuat banyak pihak justru mendidih menahan amarah karena terhambat oleh ketidakmampuan mereka mencari peluang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar